Polri akan rekrut Haikal, anak muda peretas ribuan situs


Kepolisian Republik Indonesia berencana merekrut Sultan Haikal alias Haikal (19), peretas yang berhasil membobol salah satu situs penjualan tiket perjalanan, Tiket.com.
Sesuai kemampuannya, Haikal akan ditempatkan sebagai salah satu anggota tim siber dan mitra Polri.
Kanit III Subdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, AKBP Idam Wasiadi mengaku perekrutan ini dimaksudkan untuk membina Haikal, sehingga kemampuan yang dimiliki peretas muda itu menjadi bermanfaat bagi bangsa.
Namun, perekrutan itu baru akan dilakukan setelah proses pidana yang menjerat Haikal selesai dilakukan.
"Hacker mana pun bisa kita lakukan pendekatan, tapi bagi dia yang tertangkap melakukan suatu perbuatan melawan hukum, maka dia akan dikenakan dulu hukuman," ujar AKBP Idam dalam DetikcomJumat (7/4/2017).
AKBP Idam juga menambahkan, hanya Haikal saja yang akan direkrut, sementara tiga orang lainnya tidak ada rencana untuk mendapatkan kesempatan serupa.
Haikal pada akhir Maret lalu dibekuk polisi setelah berhasil membobol situs Tiket.combersama tiga rekan yang sudah ditangkap sebelumnya, yakni MKU, AI, dan MTN.
Haikal dibekuk di rumahnya di daerah Tangerang Selatan, sementara tiga rekannya dibekuk di Kalimantan Timur. Perkenalan Haikal dan tiga tersangka lainnya dimulai melalui Facebook.
Dalam aksinya, Haikal disebut sebagai sosok yang membuka pintu masuk untuk membobol server maskapai Citilink pada situs Tiket.com, dan kemudian melakukan pembelian tiket penerbangan untuk dijual kembali.
Penjualan tiket dilakukan oleh tiga tersangka lainnya dengan harga miring melalui akun Facebook pribadi. Dari pembobolan itu, ketiganya memperoleh keuntungan mencapai Rp1 miliar. Sekitar Rp350 juta dari keuntungan tersebut disebut diberikan untuk Haikal.
Kepada penyidik, salah satu tersangka mengaku menggunakan uang tersebut untuk membeli salah satu unit motor Ducati dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Dari perbuatannya, Haikal dan rekannya telah membuat Tiket.com mengalami kerugian hingga Rp4,1 miliar, sementara Citilink mengalami kerugian sebesar Rp1,9 miliar.
Kini Haikal dan ketiga rekannya tadi terancam dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Tak hanya Tiket.com, Haikal ternyata sudah pernah meretas 4.000-an situs lainnya, termasuk situs polri.go.id, meski situs yang terakhir disebut diklaim tak berhasil diretasnya.
Ada kebiasaan yang dilakukan Haikal sebelum meretas sebuah situs, khususnya situs-situs besar. Biasanya, Haikal akan mengirimkan pesan kepada pengelola situs-situs tersebut bahwa situsnya tidak aman.
Termasuk pada situs Tiket.com. Seperti yang beredar di sejumlah media massa, Haikal telah mengirimkan pesan itu melalui akun Twitternya, @SultanMoeslim, tertanggal 9 Oktober 2016. Dalam pesan yang telah dihapus itu, Haikal memberitahu pihak Tiket.com,bahwa dirinya telah menemukan celah pada aplikasi yang bersangkutan.
Haikal pun menawarkan kerjasama dengan Tiket.com terkait hal itu. Sayang, Tiket.comtidak menanggapi pesan Haikal tersebut, hingga akhirnya peretasan pun dilakukan Haikal.
Meski memiliki kemampuan yang luar biasa di bidang IT (informasi teknologi), pendidikan formal Haikal ternyata tak tinggi. Haikal terakhir sekolah hingga tingkat pertama (SMP), itu pun tak diselesaikannya. Alhasil, ijazah pendidikan formal Haikal hanyalah tamatan SD.
Tak rampungnya pendidikan formal bukan disebabkan karena kondisi keuangan keluarga Haikal. Sebab, menurut kuasa hukum Haikal, Ramdhan Alamsyah dalam merdeka.com,keluarga Haikal adalah orang yang berada.
Keputusan Haikal tak menyelesaikan pendidikannya karena minatnya mempelajari IT lebih tinggi ketimbang sekolah. Meski minatnya tinggi, orangtua Haikal tak kemudian menyalurkan Haikal dalam pendidikan informal khusus bidang IT. Haikal lebih memilih membedah IT secara otodidak.

Komentar

Postingan Populer